Aku kesal, tak ada yang memperhatikan ku. Aku selalu berada di pojok kelas, ah iya, aku ketua kelas di kelasku. Semua murid disini membebani ku dengan tugas-tugas mereka! tak ada yang mau membantuku, padahal aku sudah berbuat semaksimal mungkin untuk mereka! aku benar-benar benci mereka.
"Terimakasih Uta!" kata guru dan menaruh tugas-tugas itu di rak, "Sama-sama pak, saya permisi" BLAM! IKHHH! Semua pekerjaan mereka harus aku yang kerjakan? mereka itu benar-benar menyusahkan! aku berharap mereka lenyap!
Ah, aku belum memberitahu namaku? namaku Uta, kalian bisa lihat kan? aku ini bermuka seribu. Aku sangat pandai dalam mengubah sifatku, menjadi feminim, baik, judes, tegas, keibuan, dan sebagainya. Aku ini palsu, semua orang tak tahu bagaimana sifat asliku.
"Uta-chan! Terimakasih~ aku dengar loh, katanya kamu yang membuatkan tugas untuk sekelas ya?kamu pasti kewalahan, maaf ya" seru Minako, "Aihh, tidak masalah kok! Ini kan kewajiban ku sebagai ketua kelas!" Aku langsung melebarkan mulutku, membuat senyuman semanis mungkin.
"Uta-chan benar-benar bisa diandalkan ya!"
"Hei, Uta itu benar-benar mempunyai sikap yang bijaksana ya! aku suka!"
"Eh.. Uta.."
"..."
Kata-kata itu membuatku muak.
Aku benar-benar tak bisa menunjukan sikap asliku, sikap egois, ingin di manja, pembenci, orang yang benar-benar menjengkelkan. Jujur saja, orang yang pernah melihat aku tanpa "topeng", hanyalah Nodako, cowok pendiam yang ada di kelasku.
Hari ini, aku datang ke kelasku yang suram. Kulihat vas bunga kesayangan wali kelas pecah. Aku berjalan tak peduli menuju bangku ku. Kulihat seseorang melambaikan tangan kepadaku, refleks aku ikut melambaikan tangan sambil tersenyum manis. "Kyaaa! Siapa yang memecahkan vas?!" seru wali kelasku yang tiba-tiba datang, semua terdiam, tak ada yang mau mengaku.
"Uta?! Uta yang memecahkan?!" seru wali kelasku, "B-Bukan aku!" Aku menggeleng-gelengkan kepala, "Kalau begitu siapa?!" wali kelasku menatap tajam seluruh murid.
"Padahal Uta ketua murid, harusnya tanggung jawab dong! psttt..-"
"Iya tuh! pssttt.. kecewa nih sama ketua murid kayak gitu!"
"..."
".."
Hari ini, topeng di wajahku pecah, hancur lebur. Topeng yang selalu dibanggakan teman-temanku, dihancurkan oleh mereka. "KATA SIAPA AKU YANG SALAH?................................." Aku terus mengoceh tanpa henti, memaki-maki seluruh teman sekelasku. Semua kekesalanku tumpah begitu saja.
Aku berlari menuju tempat dimana aku selalu menangis disana. Di bawah pohon tua, disana sangat terlindung, bahkan cahaya matahari yang begitu menyilaukan tak dapat menembus kegelapan di bawah pohon ini.
Aku menangis tanpa henti disana, sampai terisak-isak.
Mataku merah, pipi ku basah, mukaku panas.
Tiba-tiba ada yang menarik lenganku, "N-N-Nodacchi?" Aku bergetar, mungkin akhirnya aku tak akan punya teman lagi. "..Saatnya kamu keluar dari tempat terlindung ini kan? Kamu baru saja melakukan sesuatu yang hebat." Kata-kata itu membuatku terdiam, kaget.
"..H..Hah..?"
"Kali ini jangan takut, memperlihatkan sifat aslimu."
! Terlewatkah olehku? Saat itu, yang sebetulnya menghindar siapa? aku..?
Aku yang menutupi kekuranganku, aku yang merasa selalu terpojokkan, aku yang merasa selalu di kucilkan. Sebetulnya, akulah yang mengucilkan mereka, aku yang memojokkan mereka, aku tak peduli kepada mereka. Sedangkan, aku ingin mereka memperhatikanku dengan baik, padahal aku.. aku yang mengacuhkan mereka.
Nodacchi menarik ku bangkit, dari tempat "Terlindung" ini. Dari kegelapan, dia mengangkatku kembali ke Dunia terang.
Mask of My Life
By : Choconaluw
End.
0 komentar:
Posting Komentar