Mask of My Life - Another Story

0 komentar

Senin, 11 Maret 2013


“Uta, sini bagianmu.” Dengan cepat Nocchi mengambil setengah dari tumpukan selebaran yang ada di tanganku. Sudah hampir sebulan, aku menjalani kehidupanku di sekolah yang lebih cerah. Dulu aku yang berpura-pura kuat tanpa pernah sekalipun bilang tidak jika seseorang minta bantuanku, kau tahu? Dulu aku selalu tidur pukul 1 pagi untuk mengerjakan tugas, agar besok semua “teman” ku yang tidak mengerjakan tugasnya bisa dengan mudahnya menyalin punyaku. Itu gambaran teman yang dulu ada di pikiranku.
Karena suatu insiden, aku yang sekarang mulai memberanikan diri menunjukkan “siapa aku sebenarnya”. “No..Nocchi?” Aku berusaha meraih kertas-kertas yang direbut Nocchi,
“Hhh, bilang…?”
“Hah? Apa?”
“Ari..ga..? Hmm?”
“Kh? T - Terimakasih Banyak Nodako-Sama!”
Dia menahan tawanya, kurasa sekarang mukaku sangat aneh.
Aku berjalan bersamanya tanpa berkata-kata. Lorong sekolah yang sunyi, hanya suara tetes air bekas hujan dan suara langkah kaki yang terdengar di telingaku. Kini, sampai aku melewati kelasku, semuanya yang beradu pandang denganku tersentak dan melebarkan senyum, aku menyambutnya. Walaupun kini ada sebagian murid di kelasku yang mulai menjaga jarak denganku, aku tidak keberatan jika mereka tidak suka dengan sifatku, aku sudah berusaha semaksimal mungkin, betul?
“Terimakasih Uta-san dan Nodako-san!” Sensei mengambil selebaran ditangan Nocchi dan menaruhnya di mejanya yang penuh dengan kertas. “Jadi, bagaimana rapat kelasnya?” Tanya sensei, “Semua sepakat akan membuat café Cosplay. Ini anggaran yang di perlukan untuk semua keperluan.” Jawab Nocchi tegas. “Hm.. Baiklah, ini sensei ambil dulu. Kalian bisa pergi sekarang.”
“Nocchi? Ini sungguhan? Masa? Itu lebih mirip.. em..” Aku mulai membanyangkan bagaimana kacaunya nanti café kelas kami, “Ha? Apa?” “K-k-kamu engga berpikir, nanti café-nya bakalan jadi sarang orang-orang.. em.. otaku..? maniak.” Aku menyipitkan mataku, melihat dinding putih di sebelahku, “Pfffttttt!” “A-aku serius!”.
Pulang sekolah, aku kembali melihat pohon tua itu. Aku bersandar, nyaman sekali, sangat sejuk disini. “Uta, Kami kecewa padamu.” Terlintas kata-kata itu di telingaku, aku menoleh, tong sampah yang penuh dengan air dibanjurkan kepadaku. Aku tak bisa melihat, mataku perih, kudengar suara tawa dan suara itu menjauh, menjauh, dan hilang.
Aku berjalan menuju lokerku dengan basah kuyup. Kubuka lokerku, baju olahragaku juga basah. “Pakai saja.” Kudengar suara dari belakangku, Nocchi. Dia menyodorkan baju olahraganya. “E-eh? Tidak usah, nanti merepotkan.” Aku memandang sepatu Nocchi yang penuh lumpur. Tanpa berkata-kata, dia menaruh baju olahraganya di kepalaku, “Aku kutuk kalau ga kamu pakai.” Dia duduk di sebelah lokerku, “Sana ke ruang ganti.” Dia menatapku serius.
…Kebesaran. Aku melihat cermin, baju kebesaran dan celana yang terlipat-lipat, lebih terlihat seperti pendekar jaman dulu yang memainkan samurai. Aku berjalan sambil menjinjing celana yang kebesaran ini. “Kag-Kagoya? Kenapa?” Teman sekelasku, namanya Ootome, cowok berambut cokelat tua, lebih pendek dari Nocchi, “Tadi hujan, aku kebasahan.” Alasan yang kuajukan cukup masuk akal kan? Barusan memang hujan. “Bajumu, kebesaran?” KH? Kalau yang ini, aku tak tau harus beralasan apa. “Bajunya, Punyaku.” Seketika Nocchi menarik kerah bajuku, menarikku pergi meninggalkan Ootome.
“Nocchi!? Ha-Hatchii!” Dia berjalan, ah bukan, setengah berlari. Langkah kakinya cepat sekali. Em.. dia cemburu? Mukaku langsung merah padam. “Café Cosplay nya, tinggal kamu yang belum ditetapkan akan pakai baju apa.” Singkatnya, dia hanya menarikku agar.. ahh.. tadi aku berharap lebih.
“..MAID?” Undian yang kutarik, tertulis Maid Nekomimi. “em.. Uta! Mau tukeran denganku?” Mamiko, memperlihatkan undiannya, Baju Karate! Ini dia! Mataku berbinar, aku menyodorkan undianku, tinggal sedikit lagi Mamiko meraih undianku, lagi-lagi, Nocchi mencengkram tanganku kuat, “A-aduh!”.
“A-apaan sih!?” Aku mulai membentak, dia menoleh “Baju karatenya, pendek. Kau tau? Lebih pendek dari baju maid-mu.” GAAHHH?!
Aku berjalan kembali ke kelasku. Kulihat warna langit semakin kelam, aku yakin sebentar lagi akan hujan, lagi. Kulihat mejaku penuh dengan baretan dan kotoran tapak sepatu, ah biarlah. Seperti ada secarik kertas yang sudah teremas, terinjak olehku, tertulis Baju Karate.
Mamiko? Nama itu terus membayang di kepalaku. Kalian mungkin tidak tau, sungguh, dia orang pertama yang menyapaku setelah aku menunjukkan siapa aku sebenarnya. Ah tidak, tidak, aku tidak membencinya, hanya yang ingin kutahu, kenapa dia melakukannya?

Keesokan harinya, 2 hari sebelum acara.

Kebiasaan lamaku memang belum sepenuhnya hilang, kata Nocchi juga, jangan sampai kamu benar-benar seenaknya menunjukkan emosi mu, itu mengganggu.. katanya. Oke, kembali lagi. Aku, meskipun “sedikit” keberatan, aku tetap mengajukan diri untuk menjadi panitia. Seingatku, tugas panitia banyak sekali, tapi, dengan begitu, aku punya alasan agar tidak memakai kostum otaku abnormal itu.
Hari ini, aku melirik-lirik ke bangku Mamiko, hanya ada tas disana, sepertinya dia bolos sepenuhnya hari ini. Yah, walaupun hari ini memang diisi oleh pelajaran “FREE CLASS FOR CLASS MEETING”.
Aku mulai melangkah keluar, melewati lorong, melewati ruang guru. Beberapa langkah lagi, aku akan berada tepat di depan tempat loker, ah, kulihat Mamiko. Dia membawa secarik kertas, menaruhnya di loker, loker .. Nocchi? Kuamati dari jarak yang agak jauh, itu memang loker nomor 14. Makin penasaran, jangan-jangan.. Mamiko benar-benar menindasku? Dan kali ini dia mau melibatkan Nocchi?
Aku tak dapat membuka lokernya. Rasanya berat untuk membukanya. Kalau dia diganggu juga, itu salahku bukan? Dia yang selalu melindungiku, betul? Kudengar suara langkah kaki, langkah kaki yang sangat khas, suaranya seperti membelai lantai. Kalian tau, aku yakin kalian tau, Nocchi yang berdiri di belakangku,
“Ngapain didepan lokerku?”
“Kh! Engga apa-apa kok!”
“..Kamu memasukan sesuatu kedalam lokerku?”
Dia menatapku, aku menggeleng-geleng. Dia membuka lokernya. Ah, yang kukira itu adalah kertas, ternyata adalah surat. “Stiker love?” Wa? Mamiko?! “Ck? Apaan nih” dia membuka suratnya dengan asal-asalan. Sedikit melirikan mata, aku.. ah! Benar, Mamiko memang menyimpan perasaan kepada Nocchi! Mungkin motif dia menindasku karena.. cemburu? Hal sesepele itu, eh, sepertinya aku juga akan mengalami nya? Mungkin aku bisa memakluminya.
Aku akan mencoba sekali lagi, meyakinkan Mamiko. Hari ini, aku membuka pintu kelas,
“Selamat pagi!” seruku,
“…”
“..psstt..”
Nuansa aneh, mungkin semua tak ada yang menatapku, tak ada yang membalas sapaanku. Aku tau sensasi ini, seperti saat aku kelas 2 SD, aku pindahan dari Tokyo, saat sampai disana, aku diolok-olok. Semua tak ada yang mau menjadi temanku, mereka bilang, aku sombong. Aku tak tau bagian mana dari diriku yang membuat mereka tak mau menjadi temanku.
Sampai istirahat, tak ada yang menghampiri mejaku, mengajakku mengobrol, atau hal-hal lain. Semua mengacuhkanku. Daripada aku yang dulu, sekarang aku lebih menderita, yap, aku merasa aku kehilangan semua temanku.  Aku kembali ke pohon tua. Seperti tertarik magnet, kakiku melangkah dengan sendirinya menuju pohon itu.
Tetes demi tetes air mata mulai keluar dari mataku. Aku tak dapat menyekanya. Nocchi, dimana kamu? Kenapa disaat-saat aku butuh kamu, kamu tak dapat berada disisiku. Mungkin, dia berada disamping Mamiko. Mamiko, gadis cantik yang mempesona, jika kalian bisa mengobrol dengannya, dia langsung menyesuaikan diri denganmu. Mungkin Nocchi juga jatuh cinta padanya.
Disana, mungkin sekarang café cosplay sedang laris. Tak ada yang menyadari, ada 1 murid yang tak ada disana, yang kilauannya paling redup, aku tau, walaupun aku tak ada, semua akan baik-baik saja kan?
Aku terlelap, mimpi… ahh.. aku melihat Nocchi tersenyum padaku, sangat manis. Dia memanggil namaku, “Uta..” perlahan, dia menjauh, menjauh.. “Noocch..” suaraku menghilang, kakiku seperti tak dapat bergerak. Aku mencoba untuk meraihnya, semakin dekat, semakin dekat, saat aku dapat meraihmu, kau pergi meninggalkanku.
Mulutku dapat terbuka lagi, “Noooocchhhhiiiiiiiiii!!!” aku menjerit, seketika aku terbangun, kulihat dua pasang bola mata ada di depanku, warnanya biru laut, Nocchi. “Aah, kamu disini. Semua menunggumu! Cepatlah.” Mungkin hanya 5 cm, jarak mukaku dengan mukanya. Aku masih kaget, begitu sadar, aku langsung menampar wajahnya, reflek. “aduh! Apaan sih?” Dia mengusap-usap wajahnya yang memerah karena kutampar. “Tadi kamu lihat Mamiko?” aku memberanikan diri, “Yah.. entahlah..? cieee kangen ya?” JLEB, mulutku, hatiku, dan otakku tidak berjalan seirama.
Setelah aku mengucapkan itu, dia hanya menatap mataku dengan jeli, aku memalingkan wajahku. Ah, setelah kuamati, “Pffftttt!!!! Kamu pakai kostum butler?” aku menahan tawa, yang kulihat dia memakai kostum butler, yap, hanya atasannya saja. “Heh! Aku tak sempat memakai bawahannya dan sepatunya tau, aku mencarimu!” seru Nocchi, ! Nocchi mencariku?.
AHHH aku tau, kalian pasti membayangkan Nocchi tidak pakai celana dan sepatu, apa-apaan. Dia memakai celana sekolah yang bewarna putih-biru, tapi.. memang benar dia tak memakai sepatu, kakinya penuh lumpur dan rumput.
“Ehhh?” Aku masih kaget dengan perkataan Nocchi, “Em.. teman-teman sekelas yang menyuruhku mencarimu. Kamu itu mengganggu ya? Sadar dong, jangan Cuma menunggu dibangunkan seseorang.” PLAKK! “Aduh! Sakit!” Aku tau dia memang benar, tapi… Aku langsung berlari meninggalkan Nocchi.


-Tetap bersambung-
'w')/

Mask of My Life

0 komentar

Kamis, 14 Februari 2013

"Heii! kumpulkan tugas nya disini!" Seruku, semuanya tetap asyik mengobrol, aku langsung menunduk dan pergi dari meja guru. "Nocchi!" Seruku, melihat temanku Nocchi menjatuhkan pensilnya, "Ini!" aku langsung menaruhnya kembali ke atas mejanya, dia hanya diam saja, walaupun tadi, aku bilang dia temanku, dia tak pernah mengobrol denganku. ..Kh.. .
Aku kesal, tak ada yang memperhatikan ku. Aku selalu berada di pojok kelas, ah iya, aku ketua kelas di kelasku. Semua murid disini membebani ku dengan tugas-tugas mereka! tak ada yang mau membantuku, padahal aku sudah berbuat semaksimal mungkin untuk mereka! aku benar-benar benci mereka.

"Terimakasih Uta!" kata guru dan menaruh tugas-tugas itu di rak, "Sama-sama pak, saya permisi" BLAM! IKHHH! Semua pekerjaan mereka harus aku yang kerjakan? mereka itu benar-benar menyusahkan! aku berharap mereka lenyap!
Ah, aku belum memberitahu namaku? namaku Uta, kalian bisa lihat kan? aku ini bermuka seribu. Aku sangat pandai dalam mengubah sifatku, menjadi feminim, baik, judes, tegas, keibuan, dan sebagainya. Aku ini palsu, semua orang tak tahu bagaimana sifat asliku.
"Uta-chan! Terimakasih~ aku dengar loh, katanya kamu yang membuatkan tugas untuk sekelas ya?kamu pasti kewalahan, maaf ya" seru Minako, "Aihh, tidak masalah kok! Ini kan kewajiban ku sebagai ketua kelas!" Aku langsung melebarkan mulutku, membuat senyuman semanis mungkin.

"Uta-chan benar-benar bisa diandalkan ya!" 
"Hei, Uta itu benar-benar mempunyai sikap yang bijaksana ya! aku suka!" 
"Eh.. Uta.." 
"..."

Kata-kata itu membuatku muak.
Aku benar-benar tak bisa menunjukan sikap asliku, sikap egois, ingin di manja, pembenci, orang yang benar-benar menjengkelkan. Jujur saja, orang yang pernah melihat aku tanpa "topeng", hanyalah Nodako, cowok pendiam yang ada di kelasku.
Hari ini, aku datang ke kelasku yang suram. Kulihat vas bunga kesayangan wali kelas pecah. Aku berjalan tak peduli menuju bangku ku. Kulihat seseorang melambaikan tangan kepadaku, refleks aku ikut melambaikan tangan sambil tersenyum manis. "Kyaaa! Siapa yang memecahkan vas?!" seru wali kelasku yang tiba-tiba datang, semua terdiam, tak ada yang mau mengaku.
"Uta?! Uta yang memecahkan?!" seru wali kelasku, "B-Bukan aku!" Aku menggeleng-gelengkan kepala, "Kalau begitu siapa?!" wali kelasku menatap tajam seluruh murid.

"Padahal Uta ketua murid, harusnya tanggung jawab dong! psttt..-"
"Iya tuh! pssttt.. kecewa nih sama ketua murid kayak gitu!"
"..."
".."

Hari ini, topeng di wajahku pecah, hancur lebur. Topeng yang selalu dibanggakan teman-temanku, dihancurkan oleh mereka. "KATA SIAPA AKU YANG SALAH?................................." Aku terus mengoceh tanpa henti, memaki-maki seluruh teman sekelasku. Semua kekesalanku tumpah begitu saja.

Aku berlari menuju tempat dimana aku selalu menangis disana. Di bawah pohon tua, disana sangat terlindung, bahkan cahaya matahari yang begitu menyilaukan tak dapat menembus kegelapan di bawah pohon ini.

Aku menangis tanpa henti disana, sampai terisak-isak.

Mataku merah, pipi ku basah, mukaku panas.

Tiba-tiba ada yang menarik lenganku, "N-N-Nodacchi?" Aku bergetar, mungkin akhirnya aku tak akan punya teman lagi. "..Saatnya kamu keluar dari tempat terlindung ini kan? Kamu baru saja melakukan sesuatu yang hebat." Kata-kata itu membuatku terdiam, kaget.

"..H..Hah..?"
"Kali ini jangan takut, memperlihatkan sifat aslimu."
! Terlewatkah olehku? Saat itu, yang sebetulnya menghindar siapa? aku..?
Aku yang menutupi kekuranganku, aku yang merasa selalu terpojokkan, aku yang merasa selalu di kucilkan. Sebetulnya, akulah yang mengucilkan mereka, aku yang memojokkan mereka, aku tak peduli kepada mereka. Sedangkan, aku ingin mereka memperhatikanku dengan baik, padahal aku.. aku yang mengacuhkan mereka.

Nodacchi menarik ku bangkit, dari tempat "Terlindung" ini. Dari kegelapan, dia mengangkatku kembali ke Dunia terang.



Mask of My Life

By : Choconaluw

End.

It's Better

0 komentar

Rabu, 13 Februari 2013

Namaku Mi, umurku 15 tahun, cinta bukanlah hal yang biasa bagiku. pacarku, Reii, orangnya perhatian, jujur saja, aku tak habis pikir dia menyatakan perasaan kepadaku kemarin, karena dipikiranku, seumur hidup aku takkan mempunyai pengalaman berpacaran, ataupun menikah, dia membuatku berpikir ulang, aku merasa dia membuatku berpikir bahwa orang sepertiku juga bisa merasakan cinta.
Saatnya masuk sekolah, aku membereskan rambutku dan seragamku yang berantakan, aku ingin berganti penampilan, dulu aku yang cuek pada penampilan, mungkin sekarang aku lebih merapihkan segala-galanya. Kulihat Reii berada di gerbang sekolah, saking gembiranya, aku langsung berlari menujunya dan cepat-cepat menyapanya, dia melihatku, tersenyum lalu tertawa. Tawa nya manis sekali, suaranya menggelitik telingaku. Kami berjalan menuju kelas.
Kelas kami berbeda, aku 2-1 sedangkan Reii 2-4. Setelah aku sampai ke depan kelasku, aku melambaikan tangan kepadanya, dia melambaikan tangannya juga. Aku duduk dikursiku, aku tetap senyum-senyum sendiri. Kulihat punggung nya di balik jendela. Aku mulai merasa gelisah, yang kulihat, ada beberapa orang disampingnya, para penggemarnya yang mayoritas kakak kelas, dia tertawa bersama mereka.
Bel pulang pun berdering, aku bergegas membereskan mejaku dan berangkat ke kelas Reii, kulihat dia sedang menyerahkan fotokopian kepada guru. Dia melihatku, seperti biasa, dia tersenyum manis kepadaku. ekspresinya berbeda sekali saat dia bersama senior-senior itu, ah.. mungkin aku terlalu khawatir.
Aku mulai menanyakan nomor telepon Reii, dia bilang dia tidak suka SMS atau teleponan, HP yang sedang kuraih-raih pun kumasukan kembali ke tas. Aku mulai kehabisan kata-kata, dia juga sama sekali tidak bicara, aku dan dia hanya menatap jalanan yang bewarna coklat ke hitam-hitaman. Aku melihat ada teman-teman Reii yang menghampiri kami, Reii langsung mengangkat wajah nya dan merespon teman-temannya, Reii kembali tertawa, padahal daritadi dia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun, saat ini Reii lebih segar dan bersemangat, dibandingkan saat kami berdua tadi.
Sudah seminggu, dia sangat sibuk dengan kegiatan klub nya, tak ada kabar, jika dia berpapasan denganku, dia hanya tersenyum dan melanjutkan langkah kaki nya yang sangat cepat. Aku mulai khawatir.
Saat ini, Reii memanggilku ke kantin, dia memberiku tiket taman bermain, aku senang sekali, ini ajakan kencan. Pulang dari sekolah aku langsung pergi membeli baju dan alat make-up, aku juga mencari tips-tips untuk orang yang berkencan, lalu aku belajar membuat bento sendiri, bahagianya.
Sehari sebelum kencan, aku menghampiri kelas Reii dengan muka berseri-seri, kutanya kapan, dimana, jam berapa kita akan bertemu, sekali lagi, dia bilang kalau lomba bulu tangkis akan mulai satu minggu lagi, dia harus latihan. latihan, latihan.. kutanya sekali lagi, apakah kencan ini batal? dia bilang, maaf.
Setiap kita bertemu, ekspresinya sangat gelisah. Aku merasa, hubungan kami tak akan bertahan lama.
Aku sering melihat dia bersama kakak kelas, kadang mukanya marah, bahagia, sedih, bosan, berteriak, tertawa, mengejek, banyak sekali.
Kupanggil dia, sekali lagi, di tempat dimana dia menyatakan cinta kepadaku. ini adalah keputusanku, aku memutuskan hubungan ku dengan Reii, dia hanya memasang muka sangat kaget dan menyesal, tapi dia tak menyangkal nya, tapi, tetap saja, dia memasang raut wajah seperti ingin menangis. Dia menundukkan kepala, kuangkat wajahnya, aku tau ini keputusan terbaik, kami tersenyum dengan mata sembab.
Aku berjalan menuruni tangga, menginggalkan Reii dengan wajah tersenyum. setiap anak tangga yang kuturuni, semakin banyak tetesan air mata dari mataku. kucoba untuk tersenyum, ku usap-usap mataku dengan tissu, ini keputusanku, ini adalah ekspresi cinta terbesar yang dapat kuberikan kepadanya.



It's Better

By : Choconaluw


End.

Batik

0 komentar

Sabtu, 10 November 2012

batik? batik apa sih?  *facepalm.
hari ini saya mau posting tentang batik, soalnya, ulangan kemarin dapet 24 *poker face, sekalian buka-buka buku catatan saya, semoga bermanfaat ya :D

~~~~

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya dilakukan secara khusus dengan menuliskan / menerapkan lilin pada kain tersebut, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu
Secara umum, Batik adalah gambar / lukisan yang dibuat pada kain dengan bahan lilin dan pewarna napthol menggunakan alat canting serta teknik tutup celup.
Batik juga mempunyai pengertian lain, yaitu.
Batik adalah kain yang dihias / dilukis dengan motif tradisional menggunakan lilin dan metode tersebut disebut juga dengan metode penolakan.
Batik berasal dari pembendaharaan kata, yaitu amba dan tik, amba yang berarti menulis, dan tik adalah titik.

Unsur-unsur yang ada pada Batik.

Pola hias, merupakan unsur dasar yang dapat di gunakan sebagai pedoman dalam merancang sebuat hiasan.
Motif hias, pokok pikiran dan bentuk dasar dalah perwujudan ragam hias yang meliputi segala bentuk alami ciptaan tuhan dan manusia.
Ragam hias, susunan pola hias yang menggunakan motif hias dngan kaidah-kaidah tertentu pada suatu bidang  atau ruang kosong sehingga menghasilkan bentuk yang indah.

Motif hias dibagi menjadi 2 : Bentuk alam ciptaan tuhan, Kreasi manusia.
Bentuk alam ciptaan tuhan yaitu non geometris dan benda mati
Kreasi manusia yaitu geometris.

Pengisi ornamen digunakan sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif secara keseluruhan dan bentuknya lebih kecil dari ornamen pokok.
Isen-isen berfungsi sebagai pengisi / pelengkap ornamen berbentuk kecil dan sederhana.

Macam-macam jenis isen-isen
- Gringsing
- Galaran
- Rambutan
- Cacah goni
- Ukel
- Serat daun
- Herangan
- Cecek
- Sisik
- Sisik melik

Proses pembuatan Batik.
Peralatan yang dibutuhkan,
- Kain Mori ( biasa dibuat dari sutra, katun, atau campuran kain yang tidak mengandung unsur polyrter ).
- Pensil ( yang tidak terlalu runcing, agar kain / desain tidak berlubang )
- Canting
- Gawangan
- Lilin Cair
- Panci kecil
- Kompor kecil
- Pewarna
- Kuas Kecil

Ada 2 metode pewarnaan membatik.

1. Metode coret

a. Membuat motif / desain (molani)
b. Membatik / mencanting (reng-reng)
c. Pewarnaan dengan cara mencoret (di lukis)
d. Membatik tutupan
e. Pewarnaan warna dasar
f. Pelepasan lilin (melorot)

2. Metode celup

a. Men-desain
b. Membatik
c. Pewarnaan dengan cara di celup
d. Ditutup
e. Dicelup lagi dengan warna yang berbeda (maksimal 4 kali pencelupan).

~~~~~

Sekian :D

Sumber : Buku catatan saya

Cara Menambahkan Gadget Translate

0 komentar

Rabu, 07 November 2012


1. Login ke blog kalian masing-masing
2. Klik Tata Letak

3. Scroll layar kebawah, cari tulisan " Tambah Gadget " di sebelah kanan maupun kiri, lalu klik.

4. Klik tanda + pada " Terjemahan "

6. klik save
7. lihat tampilan blog kalian :D

Cara menambahkan gadget visitor

0 komentar
caranya hampir sama seperti posting saya sebelumnya.

1. Login ke blog kalian masing-masing
2. Klik Tata Letak

3. Scroll layar kebawah, cari tulisan " Tambah Gadget " di sebelah kanan maupun kiri, lalu klik.

4. Klik tanda + pada " Statistik Blog "
5. klik save
6. lihat tampilan blog kalian :D

Cara menambahkan Gadget gambar kelinci pada Blog

0 komentar
Caranya cukup gampang, begini caranya :
1. Login ke blog kalian masing-masing
2. Klik Tata Letak

3. Scroll layar kebawah, cari tulisan " Tambah Gadget " di sebelah kanan maupun kiri, lalu klik.

4. Klik tanda + pada " HTML / JavaScript ".

5. copy code di bawah ini
<div style="text-align: center;"><br /><embed pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" src="http://www.widgipedia.com/widgets/widgetindex/animation-16_-16024-8192_134217728.widget" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash" quality="high" width="80" height="130"></embed></div>
6. klik save

7. lihat tampilan blog kalian :D