Doominx School

Selasa, 29 November 2011





Ran mengibaskan rambut hitamnya dan menguncirnya. Berkali-kali dia mengambil dan mengelap keringatnya dengan lap khusus yang ada di tas kecilnya, lap khusus itu dingin, karena ditaruh di box kecil yang penuh dengan es batu, jika ada yang menyentuhnya, Ran akan memarahinya dan dia harus mengipas-ngipas tubuhnya dengan kipasnya. Hari ini memang sangat panas, apalagi hari ini ada acara sekolah yang mengharuskannya berdiri berjam-jam di lapangan yang super panas bersama murid yang lain.
Acara sekolah itu menyebalkan bagi Ran, dan beberapa temannya yang lain. Dia mengelap keringatnya lagi dan melepas kuncir rambutnya, lalu kembali menguncirnya. Ran langsung melihat seorang sahabat super dekatnya, Ferro Qoustin, dia putra kebanggaan sekolah kami, Doominx School. Kasihan banget Ferro, harus memimpin acara ini dari podium yang tepat mengarah ke matahari, kata Ran dalam hati, untungnya aku telah menyiapkan lap cadangan, setelah selesai, akan kuberikan untuk Ferro ah! Gumam Ran dalam hati.
Akhirnya, tiga setengah jam berlalu, acara sekolah selesai, Ran dan kawan-kawanpun dipersilahkan meninggalkan lapangan. Bayangkan saja, botol es beku yang Ran bawa saat ke lapangan setengah jam saat baru mulai, sudah meleleh, saat setengah jam lagi, sudah cair sepenuhnya, dan saat selesai, sudah menjadi air yang super puanass!!. Ran pun memasuki kelasnya yang ber-AC, kelas itu adalah milik Ferro, Ran, Kazuma, dan Cyristine. Di Doominx School, satu kelas memang hanya untuk 4 sampai 5 orang, dan kelas boleh ditata sendiri, dan kelas itu tidak besar dan tidak kecil, sedang-sedang gitu!
“Gouint, Gouin! ( pagi, anak-anak! )” seru Nana Mei saat memasuki kelas, Nana Mei adalah guru Doominx gou, yang berarti bahasa Doominx, bahasa yang hanya diketahui oleh semua anggota Doominx School, “Gouit, Nana! ( pagi, ibu guru! )” seru empat murid itu, sebetulnya nana adalah panggilan untuk seseorang yang sudah ahli, atau yang kekuasaannya tak bisa ditandingi lagi. “Ho, Koi Xe Mee No Kakien Cha Merda? (nah, kalian sudah mengerjakan peer kalian?)” tanya Nana Mei , “No! (sudah!)” seru Ran, Kazuma, dan Ferro, “Mee ourno Nana, Douuna...( belum ibu guru, maaf... )” kata Cyristine lirih, “yuui, Kakien Cha Merda mee, kou ta tatinn kio? ( Kenapa, belum mengerjakan peer atau tertinggal dirumah? )” kata Nana Mei sambil menghampiri Cyristine, “Koo ki....kint... kin mernda, koouhi xeerdi..( kemarin a...ayah saya kecelakaan, dan tewas ditempat..) hoin lpix mii kin hounn!! huaaaa.... ( ga bisa ku tolong!! huaaaa...)” tangis Cyristine pecah, dan membuat suasana kelas sangat panas, berkeringat  (karena tiba-tiba AC nya mati), dan banjir air mata. “Louu?!? Cyristine, Kou kint menn jouka...Nana wa joon (benarkah?!? Cyristine, istirahatlah dirumah... ibu turut berduka)” hibur Nana sambil menggenggam tangan Cyristine, Nana Mei memang baik. Seusai Cyristine pulang, kelas pun kembali dilanjutkan.
Teeeet!! Bunyi bel istirahat terdengar, semua anak langsung berhamburan keluar, ada yang langsung pergi ke kantin, ada yang ke ruang ganti, dan ada juga yang pergi ke balkon sekolah, dari sana kita bisa melihat seluruh isi kota plus sekolah, disana juga bisa melihat sunset yang indah. Ran dan Ferro langsung mengambil pack makanannya dan langsung pergi ke balkon. Mereka menarik dua kursi dan membuka pack makanannya, “Hore! Aku dapat ayam goreng dan La Boxz!!” seru Ran senang, “Yah, aku dapat nasi goreng sama telur gulung mie lagi.. ( hah, telur gulung mie.. gimana buatnya tuh? )” kata Ferro kesal, sudah 3 hari berturut-turut dia makan nasgor + telur gulung mie. Di Doominx School memang ada kebiasaan khusus, yaitu setiap ada anak yang mau makan, harus mengambil gulungan kertas yang dibagikan secara acak untuk murid-murid, dan misalnya murid mendapatkan huruf “A”, dia harus pergi ke meja yang bertuliskan “A”, lalu disana banyak pack-pack makanan, murid boleh memilih, didalam pack itu banyak makanan yang berbeda jenis. “Katanya ada murid baru yang akan masuk ke kelas kita seusai istirahat lho!” kata Ferro sambil melahap telur gulung mie-nya, “ wah!! Benarkah??” Seru Ran kaget, dia hampir menjatuhkan La Boxz-nya (sejenis makanan yang terbuat dari kentang goreng yang gurih , diiris bulat-bulat dan biasanya dimakan bersama keju yang meleleh),  “tul, namanya... Mellynda. Anak dari ratu dan raja Galld” kata Ferro santai, BUFFF!!! Soft drink yang baru Ran minum langsung tersembur sampai menodai baju Ferro, “sori.. eh.. BENERAN??!! ADA BANGSAWAN YANG AKAN ADA..ADA..ADA..ADA... DI... KELAS KITA!!???” kata Ran kaget, “iya, eh.. WAAA!! INI BAJU BARU!! KAMU JAHAT BANGET!!WAWAWAAA!!!!” seru Ferro histeris dan mengambil serbet Ran untuk mengelap noda dibajunya, “Enak saja!! Ini punyaku!!” seru Ran sambil menarik serbetnya lagi, “ KAN KAMU YANG MEMBUAT NODA INI!!” seru Ferro tak kalah kerasnya.tiba-tiba Ran mengambil topping La boxz nya dan mengoleskannya di pipi Ferro, dan Ferro pun membalasnya, Ran membalasnya, dan terus-terusan begitu. UGYAAA!!! Adu mencoreng pun terjadi.
Akhirnya istirahat selesai, Ran dan Ferro kembali kekelas nya dengan muka penuh dengan lelehan keju. “WAHAHAHAHAHA!! Muka kalian kenapa?” tawa Kazuma, saat melihat muka mereka, “tau tuh, dia yang mulai duluan!” kata Ran sambil memasang muka cemberut, “haa!!?? Bukan aku! Kamu duluan!!” “Kamu!” “kamu!” “kamu!” “yah.. mulai lagi deh... A B C D.. aduh bo, capek deh!” kata Kazuma sambil duduk di kursi nya, “Nu Wagin mau datang lho! Ingat tidak? Ada murid bar...” “Waa! Iya ya!!” kata Ran menyela perkataan Kazuma, dia langsung duduk di kursinya, “Seista! Kein wei hokkika nu me! ( siang! Kalian kedatangan murid baru! )” kata Nu Wagin, sesaat dia langsung pergi, meninggalkan seorang cewek cantik berambut pirang, “ta..di pak Wagin ngomong apaan!!?” katanya, dia memang tidak bisa doominx gou. Ran, Kazuma, dan Ferro langsung memasang muka aneh, kata “Pak” adalah kata asing, biasanya mereka kan memanggil pak wagin itu Nu Wagin, “o..oh.. maksudnya Nu wagin ya? Dia bilang ada murid baru.. kamu ya?” kata Ran, “iya namaku Mellynda Jean, kamu?” “namaku Karasu Ran, panggil saja Ran, salam kenal aniha ( aniha dibaca aneh, yang berarti untuk menunjukan rasa hormat. Tapi kalau dibahasa indonesia kan aneh itu..)” Kata Ran tersenyum, “HEII!! Aku ga aneh!! Enak aja!!” kata Mellyn, “Ehh? Kamu ga mau di hormati? Padahal kamu itu berasal dari keluarga kerajaan... aneh ih ( kalau ini aneh dari bahasa indonesia)” kata Ran, “STT!!! Mellyn! Kamu... ho Doominx gou? (tau bahasa doominx?)” tanya Ferro, “ha? Apaan tuh? Ga ngerti, kalian ini ngomong apa sih? Aku pusing!!” kata mellyn sambil menutup telinganya, doominx gou memang mempunyai logat yang khas, seperti orang perancis yang bilang merci ( biasanya mungkin dibaca mercxhi ).
Pukul lima sore, waktunya istirahat!
Ran, Kazuma, Ferro, dan Mellyn pergi ke kantin untuk mengambil pack makanannya lagi, setelah itu, seperti biasa mereka pergi ke balkon untuk melihat pemandangan sunset, walaupun terlalu cepat. Sebetulnya balkon besar itu memang milik Ferro, jadi murid-murid lain tidak boleh menaiki balkon itu. “Yak! Sebentar lagi!” seru Kazuma, semuanya langsung melihat sunset yang indah itu. Karena istirahatnya sampai jam delapan malam, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi jalan-jalan keliling sekolah. Ran menunjukkan tempat-tempat khusus yang tidak bisa dibaca oleh Mellyn, seperti Horrd yang berarti tempat olahraga, Loppaz yang berarti tempat merenung, Kppama yang berarti ruang kesehatan, dan jerrdn yang berarti kamar kecil, sampai-sampai mellyn membawa buku catatan yang digantung dilehernya untuk mencatat kata-kata doominx gou.
Akhirnya istirahat selesai, mereka langsung pergi ke Loppaz, untuk merenung. Setiap jam delapan memang pelajaran Loppaz, tetapi pelajaran ini tidak ada Nana atau Nu nya, jadi mereka harus menertibkan sendiri, memimpin sendiri, memulai sendiri, dan mengakhiri pelajaran itu sendiri. “Mulai!” seru Kazuma. Serentak, ruangan itu menjadi hening. Suara ombak pantai terdengar, karena disebelah ruangan Loppaz memang ada pantai. Tapi, walaupun ruangan ini hening, sebetulnya masih banyak anak yang bercanda tanpa suara, sms-an, berjalan-jalan kesana kemari, dan lain-lain.
Akhirnya jam sembilan, waktunya untuk tidur! Sebetulnya kamar disini sama seperti di kelas, satu kamar juga untuk 4-5 orang, dan.. cewek dan cowok kamarnya hanya dibatasi oleh tirai transparan. Di kamar Ran, ada Mellyn, Ferro, dan Kazama. mereka mengobrol sebentar. Lalu tidur...

Keesokan harinya...
Ran yang sudah memakai seragam sekolah pergi kedepan pintu gerbang bersama Mellyn, mereka menunggu kedatangan Cyristine. Tak lama kemudian, Cyristine datang. “Cyristine! Gouin!” sambut Ran, “Ran! Gouin!” seru Cyristine, “Kamu menung......gu...” kata Cyristine, dia kaget melihat Mellyn, Mellyn juga kaget melihat Cyristine, “o...oh... jadi Cyristine itu dia?” kata Mellyn sambil berjalan pergi, “Apa masalah?!” cibir Cyristine kesal, Cyristine langsung menarik tangan Ran dan pergi menuju balkon . Ada apa ini?
Saat sudah sampai, Ran bertanya-tanya, “Eh.. kamu kenal Mellyn?” tanya Ran, “Mana mungkin aku kenal sama bangsawan menyebalkan!! Sombong!! Nyebeliinn!!!” Jerit Cyristine, Ran langsung menyadari bahwa Cyristine memang kenal sama Mellyn. “sudahlah.. aku tau kamu kenal dia.. kenapa kamu kesal sama dia?” kata Ran serius, “....... Ibu..nya....” kata Cyris yang sudah kehabisan kata-kata, “ibu Mellyn?” tanya Ran, “Ibu nya yang membunuh ayahku!!” jerit Cyris lagi, matanya memancarkan kemarahan yang begitu kuat, Ran sampai ketakutan. Cyristine itu sebetulnya murid tercantik, terbaik, terpintar setelah Ferro, dan murid cewek kebanggaan sekolah, sama seperti Ferro, Ran baru pertama kali melihat Cyristine marah. Ran langsung memberanikan diri untuk menanya lagi, “memangnya apa hubungan ayahmu dan ibunya?” “Saat ayahku sedang menyetir mobil, tiba-tiba sebuah mobil hitam melintas cepat dihadapan mobil ayah, lalu ayah berusaha menghindarinya. Ayahku menabrak trotoar, tiba-tiba mobil besar melintas dari belakang mobil ayahku, melindas mobil Ayahku! Ayahku terlindas dan terjatuh ke sungai!” Seru Cyris, “b....benarkah..?” kata Ran terbata-bata, dia tidak percaya! “TIDAK BENAR!!” seru seorang cewek yang tiba-tiba muncul, ternyata dia Mellyn, “ Apanya yang tidak benar!? Bahkan kau menyogok para saksi mata agar bungkam!! Aku melihatnya sendiri!!” seru Cyris sambil menarik-narik rambut Mellyn, “Rakyat Jelata! Beraninya kamu menarik rambutku! Bahkan budakku yang paling rendah derajatnya saja tidak berani menyentuh rambutku walau 1 helai saja!!” kata Mellyn menampar tangan Cyristine,  “Terserahlah! You Knock-Knock idiot head!!” seru Cyristine mengetuk-ngetuk kepala Mellyn, “JAGA BICARAMU!! CRAZY GIRL!!!” amarah Mellyn membesar, dia mengambil parfum dan menyemprotkannya kemuka Cyristine, lalu mengambil lap dan mengelap muka Cyristine dengan keras, dan itu membuat Cyristine kesakitan, “Mukamu kotor seperti sampah!! Beruntung sekali ada aku yang mau membersihkannya!!” kata Mellyn, “STOOOOOPP!!!!” seru Ran, PLAAK!! Tiba-tiba Mellyn menamparnya, “Kamu !! diam dan jangan ikut campur!!” seru Mellyn. Astaga! Tanpa sengaja, karena Mellyn menampar Ran, Ran pun terjatuh dari balkon. “RAAAAAAAAAANNNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” seru Cyristine berusaha menangkap Ran, tapi sia-sia, Mellyn hanya bisa kaget, dia meneteskan air mata.
Ran dibawa mobil Ferro ke rumah sakit terdekat. Setelah beberapa jam, dokter keluar untuk memberitahu kondisi Ran, “luka nya tidak terlalu parah, tangan kiri dan kaki kanannya sedikit retak, lalu kepalanya terbentur sedikit, tetapi tidak apa-apa” kata dokter, “T...terima kasih dok!” kata Ferro mewakili ketiga temannya. Ferro dan kawan-kawan langsung menghampiri Ran yang sedang duduk di kursi roda. Tangan dan kaki Ran di-gips . “Ran! Kamu ga apa-apa?” kata Ferro,  Ran menggeleng. Tiba-tiba seorang cewek berjalan dari depan pintu, itu Mellyn! “Ma...maaf Ran... aku....aku...a...” kata Mellyn, tiba-tiba Ran menggenggam tangan Mellyn, “Aku tak akan memaafkan mu jika kamu engga minta maaf sama Cyristine!” kata Ran sambil memamerkan giginya, “Tapi!! Aku ga salah!!” kata Mellyn, “Yasudah” kata Ran sambil berbalik, “Permintaan maaf mu ditolak!” kata Ran, “!?!?!?! Y.....yasudah deh!” kata Mellyn, “Cyristine juga minta maaf!” kata Ran, “kok aku!!??” kata Cyristine, “Kalau kamu engga marahan sama Mellyn, aku kan ga bakalan kayak gini!!” seru Ran. Akhirnya mereka bersalaman, dan dari kedua mulut itu sama-sama keluar kata “maaf”.
Keesokan harinya..
Ran berjalan keluar dari kamarnya, dengan dibantu oleh Cyristine dan Mellyn tentunya.  Cyristine membantunya memakaikan dasi, dan Mellyn membantu menyisir rambut hitam Ran. Saat sudah selesai mereka pergi kekelas mereka, mereka melihat guru yang sedang mengecek ruangan kelas. “Gouint!” sapa Cyristine, “oh! Cyristine, Gouint!” kata guru itu, ternyata dia Nana Monica. Nana Monica baru dua bulan berada disini, jadi Doominx gou nya tidak terlalu lancar.  Saat mereka hampir duduk, tiba-tiba ada suara “FOR ALL STUDENT! HOUKA NA KOKOKOI GFREN NA! (untuk semua murid! Harap pergi ke lapangan upacara segera!)” kata merdi (kepala sekolah), “Aduuh!! Aku ga mau!” keluh Cyristine, “Ih, kamu ini ga mau, itu ga mau. Aku sih mau-mau aja ah!” tantang Mellyn. “uuh.. GA KUAT!!” seru Mellyn, dia tidak menyangka mereka dipanggil ke lapangan untuk mendengarkan ceramah merdi, “tuh kan! Kamu ga kuat.... mokkaa... (jelek...)” ejek Cyristine, “Moka?Mocca? Apaan tuh?” kata Mellyn, “itu artinya keren!” kata Ran tiba-tiba, dia berpikir jika dia bilang artinya Mokka itu jelek, mungkin pertengkaran hebat akan terjadi lagi, “ooh.. ya! Aku memang keren!” kata Mellyn, Cyristine dan Ran hanya tertawa cekikikan.  Tiba-tiba Ferro dan Kazuma datang, mereka habis pergi ke ruangan nana Kojimi, karena mereka ditugaskan menyerahkan seluruh laporan peer para murid. Untung saja Ran membawa lap kesayangannya.
Walaupun Ran sedang cedera, tetapi tetap fokus melihat acara ceramah, tapi Ran hanya menonton dari pinggir lapangan. Dia merasa beruntung sekali, bisa berteduh ditempat yang lebih dingin. Dua setengah jam berlalu, akhirnya ceramah selesai. Cyristine, Mellyn, Ferro, dan Kazuma langsung meminjam lap khusus Ran. sebetulnya di lap khusus itu telah diolesi cairan oleh mama Ran, cairan itu adalah cairan rahasia yang bisa membuat kulit segar dan putih kembali, mama Ran kan dokter kulit.
 Sebulan kemudian, Kelas Drama dimulai, Ran dan kawan-kawan langsung mengambil naskah drama. Drama ini berjudul “Cinderillia”, yaitu cerita legenda sekolah Doominx School, yang mengisahkan seorang gadis cantik yang ditindas oleh temannya. Saat sekolah menyelenggarakan sebuah drama yang berjudul Olina, tiba-tiba yang terpilih menjadi Olina adalah Cinderillia, teman-temannya iri dan akhirnya menciderai kaki Cinderillia, sampai-sampai dia tidak bisa berdiri. Peran Olina pun diperankan oleh Vielen, Vielen adalah salah satu murid yang menyerang Cinderillia. Akhirnya Cinderillia hanya bisa melihat drama dari bangku penonton, tetapi saat hampir selesai, ada sesosok laki-laki yang tertutup wajahnya dengan topeng merusak pertunjukan,di kisahkan, laki-laki itu bernama Gree, dan Gree itu menjelaskan semuanya, tentang pencederaan kaki Cinderillia, dan dia menghilang seketika. Akhirnya Vielen di keluarkan dari sekolah, dan Cinderillia mendapatkan peran itu, serta dia mendapatkan teman, perubahan diri nya sangat dasyat . “Aku mau jadi Cinderillia! Kalian yang lain aja ya!” kata seorang perempuan, dia adalah Lorien dari kelas sebelah, “Ga mau! Aku mau peran itu!” kata Mellyn, “Kalian tak cocok dengan peran itu! Hanya aku yang cocok, aku telah mengikuti berbagai drama, dan selalu sukses!” kata Vellina, dia juga berasal dari kelas sebelah, “Aku lebih cocok!” kata Mellyn, “Semuanya diam! Biar besok kita tentukan siapa yang akan menjadi Cinderillia,  Vielen, Gree, dan sebagainya!”. Akhirnya semua sepakat, dan yakin bahwa “Cinderillia” adalah tokoh yang sangat cocok untuknya.
Saat malam, Ran langsung berusaha menghafalkan dialog, sebetulnya dia ingin sekali memainkan peran Cinderillia. Ran adalah mantan aktor di film “I will sing again”, film itu sangat terkenal. Karena tangan dan kakinya sudah sembuh dia berharap semoga dia bisa menjadi pemeran utama. Mellyn, Cyris, Vellina, dan Lorien hanya bermalas-malasan di kasur mereka, mereka sudah yakin kalau mereka yang akan menjadi pemeran utama. Keesokan harinya, mereka ( kecuali Ran ) hanya membaca naskah dengan ogah-ogahan, kalau begitu, mana mungkin jadi pemeran utama dong.. -__-
Mereka langsung pergi ke kelas Drama lagi, untuk audisi. Pertama-tama untuk murid yang mendaftar menjadi Gree,yaitu Ferro, Kazuma, Edwin, Mello. Semua memainkan perannya dengan baik. Lalu Velien, tetapi karena yang mendaftar hanya satu orang, yaitu Felinica, akhirnya peran Velien jatuh kepada Felinica, lalu teman-teman Velien, karena ini berkelompok, akhirnya dipilih berdasarkan kelompok, yaitu Yoi Keiichi  Dian, Houne Mina Sakura, dan justin Corina Febri, dan yang terakhir, Cinderillia, Mellyn, Cyristine, Ran, Vellina, Lorien, dan Namika. Mellyn sedikit gugup karena lupa, sementara Cyris tegang. Saat sudah selesai, mereka duduk di bangku penonton untuk menunggu hasil keputusan.  Saatnya keputusan juri,
Gree : Ferro
Velien : Felinica
Teman-teman Velien : Houne, Mina, Sakura
Cinderillia : Vellina
“AKU KEBERATAN!!” seru seorang anak, dia Mellyn, “Kok Vellina yang dipilih!!?? Padahal aku jauh lebih pantas !” serunya. “Hah! Kamu jauh lebih pantas? Hahaha.. itu hanya dalam mimpimu! Kenyataannya, akulah yang dipilih!” cibir Vellina, “Miss jean! Sepertinya kamu ingin sekali menjadi Cinderillia” seru Nana Monica, “Memang aku ingin peran itu! Cinderillia, peran yang sangat cocok  untukku!” seru Mellyn, “Sangat cocok untuk mu? Hahaha, sangat cocok untukmu.. tapi yang dipilih bukan kamu, tapi aku!” ledek Vellina. Mellyn, Cyris, Ran, Ferro, Kazuma, dan kawan-kawan kaget, sepertinya Vellina sudah kelewatan.Sejak Vellina dipilih menjadi Cinderillia, Vellina berubah menjadi orang yang sombong, tak bisa mengatur waktu, dan menyebalkan. Vellina adalah anggota perpustakaan, tapi setelah dipilih menjadi pemeran utama, dia sering tidak mengikuti kegiatan perpus. Nana dan Nu hanya bisa berdecap kesal.
Suatu hari,
“Ih! Makin lama aku makin ingin memakan Vellina! Aku kesel banget sama dia!” seru Cyris, “Iya! Tapi, dari dulu kan dia memang begitu!” lanjut Mellyn, “Eh.. kenapa kita engga menghafal dialog Cinderillia saja?” kata Ran, dia mencoba mengganti topik pembicaraan, “Umh.. boleh juga!” seru mereka berdua. Sebelum mereka membaca naskah terakhir, mereka hom pim pa , untuk membagi peran. Ran menjadi Cinderillia, Mellyn menjadi Velien, dan yang menjadi teman Velien adalah Cyristine. Begini dialog-nya.
Ran (Cinderillia) : “Teman-teman...”
Cyristine ( teman Velien) : “Aku sudah tidak berteman sama Velien! Aku benci dia.. sekarang aku tahu.. kaulah teman sejatiku!”
Mellyn (Velien) : “!? Kau mengkhianatiku! CYRISTINE!!!!!!! TOLONG AKU!!!! ( ditarik oleh polisi dan dibawa ke kantor polisi)”
Ran : “Velien .... “
Cyristine : “Biarkan saja dia! Akhirnya dia tau akibatnya!”
“Hahahahaha.. kok dialognya jadi lucu sih? Apalagi saat Ran bilang Velien ...” seru Mellyn, dia sudah tidak kuat untuk menahan tawa, “Ahahahahaha! Memang lucu ya? Hehe” kata Ran, “Suara mu aneh!! Hahaha” sambung Cyristine, “Tapi suaranya menggetarkan hati lho... hiks” kata Mellyn dan Cyristine yang meneteskan sedikit air mata, “Wah! Kok nangis... aku salah ya?” kata Ran polos. Mereka pun menghapus air mata mereka dan tertawa kembali. Mereka tidak sadar bahwa sebetulnya dibalik pintu ada Vellina yang menangis terharu, Bisa-bisanya dia membuatku menangis seperti ini!! Kata Vellina dalam hati.
Saat berlatih cukup lama, Ferro dan Kazuma datang, “Ikutan dong!” kata mereka sambil tersenyum (imuutnya!!), “Boleh saja sih..” kata Ran. “Yasudah! Ayo hafalkan dialog masing-masing, lalu yang sudah benar-benar hafal bilang Loik! (Hafal!)” kata Ferro sambil memulai membaca,  “......mh.. loik!” seru Ran, “Hah!? Masa sudah hafal?” kata Ferro, "Umm.. kan kemarin aku juga menghafal dialog ini.. jadi hafal deh.." kata Ran, "Woow! halaman 7 dialog ke-4 apa?" Tes Mellyn, "Umhh.. itu.. Apakah benar yang melukai tangan dan kaki Cinderillia adalah kamu?" kata Ran, "Woow.. Ran! keren!" kata Cyristine kaget. Akhirnya mereka melanjutkan latihan mereka.

Suatu hari, Ran dan kawan-kawan sedang duduk di teras depan tangga darurat. Mereka sedang memakan masing-masing isi pack makanannya, Ran mendapat kentang goreng + soft drink, Ferro mendapat telur gulung mie ( lagi ) + lemon tea, Mellyn mendapat La Boxz + Milkshake, Kazuma mendapat mie goreng sosis + susu putih, dan Cyris mendapat nasi goreng kepiting + apple juice. Saat sedang asik-asiknya makan, tiba-tiba dari tangga Vellina datang dengan "KESOMBONGANNYA". "Ehm! EH..MM!!" "Mau apa kamu kesini?" kata Cyris dan Mellyn bersamaan, "Oopsy.. memang ini jalan milik orangtua mu? aku kan masih punya hak untuk melewati jalan ini ka....nn?" kata Vellina sambil berjalan menuruni tangga, tiba-tiba Lorien yang amat kesal pada Vellina, datang dari belakang Vellina dan menubruknya dengan buku bahasa, dan Vellina terjatuh! Untungnya, Cyris, Mellyn, dan Ran yang menyadari hal itu langsung menangkap Vellina, "Auuh.... sa..kiitt!!" rintih Vellina, ditangan, kepala, punggung, dan kaki Vellina terluka, dan di dekat pergelangan tangan kiri-nya mengeluarkan darah. Ran dan teman-teman yang menangkap Vellina juga ikut terluka, walaupun tidak parah. "Ferro! bantu aku! Kazuma juga!" seru Ran, seketika Ferro dan Kazuma langsung mengangkat Vellina dan membawanya ke UKS, dengan berlari..
"Ya ampun! Vellina! ADA APA INI!!??" kata Nana yang sedang piket di UKS, "Dia terjatuh dari tangga Nana!" seru Mellyn, "Coo'koi Kokolix Ciiste!!?? ( ada apa ini!? )" seru Nu yang kebetulan melihat darah yang menetes sampai UKS, dia langsung membawa Vellina ke rumah sakit.
"Ba...bagaimana hasilnya dok?" kata Cyristine begitu dokter keluar dari ruangan, "Adik.. maaf, sepertinya Nona Gordina, tangannya patah dan mata kiri nya tidak dapat melihat.. kalian boleh masuk kedalam. Permisi" kata dokter sambil berlalu pergi. "VELLINA!!" seru mereka, mereka sangat khawatir. Walaupun mereka tak menyukai sifat Vellina, tetapi kita kan harus saling memaafkan.. iya kan?. "H..ai.." kata Vellina pelan, dia berusaha menahan sakit yang dia rasakan, "Bagaimana dengan drama-nya!? padahal tinggal satu minggu lagi.." kata Nana Monica, "......an.." kata Vellina, "an?" kata nana Monica bingung, "Aku.. percayakan peran itu untukmu.. ran.." kata Vellina tersenyum, ternyata Vellina punya sisi lembut juga ya.. "Aku!? tapi.. aku engga bisa.." kata Ran yang  mendekat ke arah Vellina, "Kumohon.. kalau drama itu gaga..l.. aku akan ben..ci pada kali..an se..lama..nya..." kata Vellina, perlahan-lahan matanya tertutup. PPPIIIIIIPPP.. ".. Vellina? VELLINA!! jawab aku!! kamu masih hidup kan!! PASTI!! JANGAN BERCANDA....jangan....ja... HUWAAAAAA!!!" tangis Ran langsung pecah, "DOKTER!!" seru Nana, dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Vellina, "Maaf.. Vellina tidak dapat tertolong lagi.. sepertinya karena pendarahan dan jantungnya terhimpit oleh tulang yang bergeser.. saya turut berduka.." kata dokter sambil menunduk. Kini.. Vellina Gordina telah tiada..
Akhirnya, Ran pun dipilih oleh Nana  untuk memerankan pemeran utama
Sekian hari pun berlalu. Ran berusaha memainkan perannya. Mellyn dan Cyris membantu Ran semaksimal mungkin, sebetulnya mereka juga ingin memainkan peran Cinderillia, tapi mereka tahu, Ran lah yang paling cocok dengan peran itu. "Ran! sudah Nana beritahu, kalau dialog ini kamu harus benar-benar marah!" bentak Nana Imelda, Geezz, pantas saja Vellina suka bolos latihan, ternyata ini toh penyebabnya.. Keluh Ran dalam hati, "Ayo Ran! gitu aja kok engga bisa?" Ejek Ferro di bangku dekat jendela, dia sedang menghafalkan naskah dialog nya sambil meneguk soft drink nya, Ran hanya sabar dan pura-pura tidak mendengar, "...Nenek-nenek" kata Ferro lagi, sambil memalingkan muka dan memfokuskan mata ke dialognya, Kres! Ran sangat kesal jika dikatai seperti itu, Ran langsung merebut naskah yang di pegang Nana Imelda, dan menghantamkan nya ke kepala Ferro, "........KAMU BILANG APAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BODOOOOHHHH!!" Jerit Ran kesal, "Nah, gitu Ran, keluarkan semua emosi mu!" kata Nana Imelda bangga, sambil bertepuk tangan, Ferro hanya menatap Ran,meng-oper naskah tadi sambil tertawa, dan berbalik arah lagi. Sebetulnya, tujuan Ferro hanya ingin membantu menaikan emosi Ran, agar tidak dimarahi terus-terusan.
Di Taman...
Cyris dan Mellyn sedang duduk berdua, menikmati makan siang mereka. Di taman itu hanya terdengar gemericik air dan siulan burung-burung, mereka tidak mengobrol sama sekali. Karena masih teringat insiden kecelakaan ayah Cyris, dia tidak enak hati untuk mengobrol. ".....aaaaa.." Kata Cyris mencoba memulai pembicaraan, "apa?" kata Mellyn, "...engga".
Teeet teeet, bel masuk pun berdering, semua murid bergegas menuju kelas mereka masing-masing. "Selamat siang!" Seru Nana Xien, "Siang!" Seru para murid, "Kelas ini sudah praktek memasak?" Tanya Nana "Ha? emangnya ada Nana?" kata Ferro, "Oh, jadi belum ya? oke, sekarang kita ke Kelas Memasak dulu" Kata Nana sambil pergi menuju Kelas Memasak, para murid juga mengikutinya.
"Nah para murid! apa sajakah masakan khas Doominx School?" Tanya Nana, "La Boxz!" "Opperiu (semacam nasi goreng yang agak dipadatkan, biasanya dibuat untuk 5 orang, di tengah-tengah Opperiu di tancapkan bendera. jika bendera Opperiu jatuh, yang membuatnya jatuh harus dibeli hukuman)" "Dan semacamnya" kata Nana, "Sekarang, kalian di tugaskan untuk membuat...makanan-makanan tadi!" seru Nana, "EEH? masa semuanya!?" seru Ran dan Cyris, "Kalian boleh pillih satu menu saja! kalau sudah jadi bawa ke meja depan untuk dinilai, kalau sudah kalian boleh membagikan hasil makanan tadi ke teman kalian!" Seru Nana semangat.
Setengah jam pun berlalu, Cyris membuat Opperiu, Mellyn, karena tidak tahu macam-macam makanan Doominx School, dia mencoba membuat Omelette biasa, Ferro membuat Dode Drink (minuman yang jika diminum manis, kalau di kecap sangat pedas), Kazuma membuat La Boxz, tapi Ran masih memikirkan apa yang ingin dia buat.
"Beeeh Ran belum nih?" kata Cyris sambil melirik ke meja Ran, "I-Iya nih.. bingung banget!" Seru Ran sambil terus memutar-mutar whisk-nya. "Sudah selesai?" "Beluuuuum......." Kata para murid serempak, "Yasudah, kalian boleh mengumpulkannya, paling lambat pukul 06.00 !" Kata Nana, lalu pergi ke ruangan guru.
Dua jam berlalu, Mellyn dan Cyris sudah selesai, mereka pun pergi menyerahkan hasil masakan mereka, lalu pergi ke kamar sambil mencoba-coba rasa masakan mereka. Sementara Ran, Kazuma, dan Ferro masih berusaha keras membuat masakan. "ARGHH! aku lebih suka memakan La Boxz daripada membuatnya!" Kata Kazuma kesal, dia selalu gagal membuatan bulatan adonan, "Selesaaaii!" Seru Ferro riang, "Aku pergi dulu ya, ngantuk" kata Ferro lagi sambil menguap. Beberapa langkah lagi keluar pintu, "Eh, ga jadi deh" Kata Ferro sambil berbalik arah, "Kok? Kenapa?" Kata Kazuma, "Masih betah disini" Jawab Ferro sambil mencibir, Ran hanya melihat mangkuk nya yang kosong, Haaaaa... aku ingin cepat-cepat ke kamar.. Gumam Ran dalam hati.
"Aku ke tempat oven di ruangan sebelah ya!" kata Kazuma sambil membawa masakan setengah jadi miliknya, "Yaaa~" kata Ferro sambil menguap, Ran mulai mendapatkan ide, tapi tetap saja ide nya gagal dan gagal. "Aih, adonan nya dimakan kamu semua ya?" Kata Ferro sambil menggeser kursi nya mendekat ke Ran, "Diam! aku sedang berpikir!! ...hoaaaaam..." Kata Ran menahan kantuk nya, "Ran!" Ferro menyodorkan Dode Drink nya, Glek!,Ck... "BUFFFFFFFFFTTTTT!!! PEDASSSSSS!!!!!" Jerit Ran sambil mencari-cari air, Gleek! "Khe khe khee, Dode Drink nya buat kamu! biar ga ngantuk" Kata Ferro sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi. Tak lama kemudian terdengar suara dengkuran, "Aduh, malah Ferro yang ketiduran, hihihi" Kata Ran sambil mengoleskan adonan nya yang setengah jadi ke pipi Ferro, Hmmm.. Coba bikin Lorin ( kue cokelat yang di dalam nya terdapat selai cokelat dan biasanya diberi krim dan choco chip) aja! , Gumam Ran dalam hati dan langsung membuat kue dengan sangat ceeeepaaaat!!.
"Wah, enak nih, walaupun agak gosong di bagian luar! Nana minta separuh ya? hee hee" Kata Nana, "Kata Nana kalau sudah selesai boleh di makan sendirii, hayooo, hee hee!" Seru Ran sambil tertawa, "Bercanda~ Nilai mu 97!" "Terimakasih!!". Ran pun bergegas kembali keruang masak, "Eh, kok engga ada?" Ran pun berkeliling sekolah, Kok engga ada? . Cklek! "Waah, Ran sudah kembali!" Seru Cyris sambil menyicipi La Boxz , "Jangan di habisin Cyr!!" Seru Kazuma di balik tirai, "hh... dia kemana sih?" Ran mulai kesal, "Siapa?" "Ah, engga kok!!" Seru Ran, lalu keluar kamar lagi. Sekian lama mencari, karena tidak ketemu-ketemu, Ran mulai kesal, dia pun pergi ke balkon. "Wiiii~ Kembang api! Lucky!" Seru Ran saat melihat di gedung dekat pantai sedang ada festival kembang api, dan kembang api itu terlihat sangat jelas dari balkon. Di dekat tiang balkon, terlihat bayangan hitam, AAAA?? MASA MAKHLUK GAIB? HANTU?! HIIIII... Ran mulai berjalan mundur, Bayangan yang terkena sinar bulan pun mulai bergerak, wujud nya mulai berbentuk, "...Ferro?" Ran mulai mengenali wajahnya, "Hee? Ran ngapain disini?" Ternyata benar Ferro!, "Eh sini deh!" Kata Ferro sambil menarik tangan Ran, duduk di sebelahnya, "Waaaah! disini lebih jelas!" Seru Ran, Hap! Nyam..  "Wih kue nya enak!" Kata Ferro sambil melahap kue yang ada di tangan Ran, .............................. Ferro menunggu jeritan dari Ran, "......Aku makan lagi ya!" Hap! nyam nyam.. tetap tidak ada reaksi dari Ran. Tiba-tiba Ran menyodorkan semua kue-nya, "H-hoi? ini buatku?" Tanya Ferro kaget, Ran menatap Ferro, lalu memalingkan wajahnya "Y-ya, tadi kan aku,.. kamu kan tadi memberiku minuman buatanmu kan? jadi aku.. ya.. iseng-iseng aja sih" Kata Ran panjang lebar, "....Hmm... Manis loh" Kata Ferro sambil tersenyum, lalu memakan kue buatan Ran, Benar-benar Malam festival kembang api yang indah.

Keesokan harinya..

"Iiiihh! engga kok!" Seru Ran mengelak, setelah kejadian tadi malam, Ran dan Ferro jadi bahan ledekan Cyris, Mellyn, dan Kazuma, "Pajak nya mana? cie cieeee" Ejek Kazuma, "Raan~ ciee" Lanjut Cyris, "Udah lah, ga usah bohong!" Ejek Mellyn, "Engga!!! Tanya aja Ferro! Iya kan?!" Seru Ran, "..Iya, ga mungkin kan?" Jawab Ferro sambil bersandar di kursi.
"Ayo Ran, kita latihan untuk drama lagi!" Seru Nana Imelda dengan penuh semangat, "I-iya Nana!", beberapa saat kemudian.. "Ran, kamu capek?" Tanya Nana saat melihat muka Ran, "Ah, engga apa-apa kok" Jawab Ran, mukanya terlihat pucat, Aduh.. pandanganku berkunang-kunang.. keluh Ran dalam hati.
Zrakk! saat Ran hampir terjatuh, Kazuma, yang kebetulan sedang membantu menata panggung, menahan tubuh Ran, "R-Ran!?? Kazuma! Cepat bawa Ran ke Kppama (UKS)!!" Perintah Nana Imelda, "Baik!".Seketika, terjadi keributan di tempat itu, untungnya Nana bisa menertibkan kembali murid-murid yang panik. Ran digendong ke Kppama oleh Kazuma dan Mellyn, sesampainya di Kppama, Ran direbahkan di kasur UKS.
Di kantin..
"Lho..? Ferro?" Cyris kaget, biasanya Ferro sangat jarang di temui di kantin, "Ngapain kamu disini Fer?" "Cuma mau beli air minum kok" Kata Ferro sambil mengambil botol air minum, "Haa? tumben kamu beli air minum? biasanya kamu lebih suka soft drink?" "Memang nya ga boleh?" Kata Ferro, "Bukannya ga boleh sih. eh sudah tahu belum? Ran pingsan, lalu dibawa ke UKS loh!" Kata Cyris khawatir, "......Haaa?" Kata Ferro, lalu memalingkan muka dan pergi.
"Eh, sekarang aku ada latihan basket nih! aku duluan ya!" Seru Kazuma, "Eeeh?! maksudnya kamu mau kabur gitu?! HEEEIIII" Seru Mellyn, tapi Kazuma sudah kabur duluan, "Aihh~ yasudah deh, .. ke toilet dulu ah" gumam Mellyn, lalu pergi meninggalkan Ran. Setelah beberapa lama, Ran akhirnya sadarkan diri, "Loh? Oh iya, tadi aku pingsan ya.. huufftt" dia pun berusaha bangkit dari kasur, "Hee, Apa ini?" Gumam Ran, saat melihat ada sebotol air minum yang diletakkan di lantai.
"Waaa! Ran sudah sadar toh? ini aku bawakan vitamin!" Seru Mellyn dan Cyris yang baru saja datang, "Waaah, makasih!" "Tapi ini vitamin tablet loh? aku beli air minum dulu ya!" Seru Cyris yang bergegas pergi menuju kantin, "Eh, ini ada kok? bukannya Mellyn dan Cyris yang membelikan ini?" kata Ran sambil menunjukan botol air minum, "? bukan kok..? Ah, yang penting air minum nya ada!" kata Mellyn, "Ayo dimakan vitamin nya Ran!" lanjut Cyris, "Ah, Iya!" Kata Ran yang masih penasaran. Akhirnya mereka berbincang-bincang di UKS.

Berhari-hari kemudian, satu hari sebelum hari pentas...
"Ran, ini kostummu! yang ini baju seragam, yang ini gaunnya!" Seru Nu Kaeda, "Waaa~ bagusnya~!" Seru Ran, melihat gaun bewarna putih kebiru-biruan, "Coba kamu pakai" Kata Nana Imelda, "Baik Nana!". Setelah beberapa lama, Ran kembali dengan gaunnya, "Wooooow! Ran, kamu kayak mau nikah aja nih! hehehe" Kata Cyris yang tiba-tiba datang, "Cantik nyaa" Puji Mellyn, "Ahh, m..makasih..!" Ran tersipu malu. Tiba-tiba Nana Imelda membawa beberapa baju seragam dan satu baju hitam dengan pedang dan topeng, "Ha? Nanaaaa~ itu kostum siapa?" Tanya Ran, Cyris, dan Mellyn, "Oh? seragam ini buat Houne, Mina, Sakura, sama Velien" Ujar Nana, "Ah, bukan seragamnya! itu loh, baju itu yang cool~ yang pakai pedang sama topeng" "Ah, ini kostum Gree! Aduh, Nana jadi lupa mau mengantarkan baju ini kepemeran-pemeran nya nih, Nana duluan ya, Idano (sampai jumpa)" Kata Nana Imelda, "Idano!" Jawab Cyris dan Ran, "Idono? Ha? Apa itu?" Tanya Mellyn, "Aduh!" Cyris menepak kepalanya, "Kamu masih harus belajar doominx gou, Mellyn".
Semuanya pun membantu persiapan pentas, sebetulnya pentas drama ini berbeda-beda, karena Nana/Nu nya berbeda-beda, mungkin sekitar... 5 drama? selain drama juga masih ada pentas yang lain, seperti orkestra, paduan suara, tarian tradisional, modern dance, dan lain-lain.
Akhirnya hari-H pun tiba! Ran bersama para pemain drama "Cinderillia" pun berkumpul sebelum tampil, berdoa agar tidak terjadi kesalahan apapun. Entah kenapa, Ferro seperti menghindariku, kenapa sih? nyebelin!! Gumam Ran dalam hati, dia merasa amat kesal dan heran. "Semoga drama nya lancar!!" seru mereka semua, Ran pun mulai gugup, dia tidak yakin akan memainkan peran dengan semaksimal mungkin.
Drama pun dimulai...
"Cinderillia~ kamu tahu ga sekarang ada peer apa?" tanya Velien, "A-a... Bahasa Jepang dan Matematika.." "OKE! Aku yakin kamu sudah selesai mengerjakannya, iya kan?" Tanya Velien lagi, Cinderillia hanya terdiam, dan itu membuat Velien kesal, lalu menarik tas Cinderillia, "A-ah! kembalikan!!" pinta Cinderillia, lalu berusaha menariknya kembali, dengan sigap Velien menepis tangan Cinderillia, "Haa? Apa ini? kamu belum mengerjakan peer?! HAAA? KAMU BODOH SEKALI! POKOKNYA AKU GA MAU TAHU, KAMU HARUS MENGERJAKAN PEER-KU!" Bentak Velien, lalu Velien pergi bersama teman-temannya. Akhirnya bagian audisi pemeran Olina dimulai, saat Cinderillia terpilih, dan akhirnya niat jahat teman-teman nya muncul. "Kita cederai kakinya saja, setuju~?" Kata Velien sambil mengambil setumpuk buku, semuanya terdiam, "Aku bilang, SETUJUUUU??" Bentak Velien, Semuanya mengangguk ketakutan. Cinderillia pun menuruni tangga, "Psttt! ini engga apa-apa kan diinjak?" bisik Ran saat menuruni properti tangga, "psstt! engga apa-apa!" kata teman-temannya yang memegangi properti tangga tersebut, baru saja Cinderillia menuruni satu anak tangga, tiba-tiba tangga itu bergoyang, W..Waaaa!!!! Seru Ran dalam hati, Graaak! tiba-tiba tangga itu bergerak-gerak, dan akhirnya Ran terjatuh!
Braak! ...aduhhhh! ..l-lho, kok engga sakit ya? pikir Ran dalam hati, dia menutup matanya rapat-rapat, "K-Kyaaaaa! Kereen!" Penonton bersorak, Ran kaget saat membuka matanya, yang dilihatnya adalah, "Waaa! Gree nya keren banget!" Seru para penonton, "Fer... hmp!?" Ferro menutup mulut Ran dengan sarung tangannya, lalu berdiri, "Para hadirin! drama ini telah dinodai, oleh DIA!" seru Gree sambil menunjuk kebelakang kursi penonton, seketika semua penonton menoleh kebelakang, lalu saat menoleh kearah panggung lagi, mereka lenyap, hanya ada sebuah topeng yang tadi Gree pakai. Semua penonton pun bertepuk tangan.
"Hosh hosh hosh.. hosh.. Ran, ternyata kamu berat juga ya.. haahhh" kata Ferro yang berlari sambil menggendong Ran, "I-iihhh! kan kamu yang ngegendong aku! lepaskan!!" Seru Ran, Ferro langsung melepaskan genggamannya, BRUKK! "ADUHH! bukan kayak gini juga!! aww!" rintih Ran, dia benar-benar "dilepaskan" oleh Ferro, "Ha? bukannya tadi kamu yang mau turunin?" Ferro duduk di samping Ran, "Ihhhh!!!".
"... Eh, maafin aku ya?" "Ha? maafin apaan?" tanya Ferro sambil melirik ke Ran, "Ihhh! kamu kan marah sama aku? y-yah, walaupun entah kenapa sih..nanti aku kasih makanan lagi deh! tapi aku harus belajar sama Kazuma dulu nih.." jawab Ran sambil menggaruk-garuk belakang lehernya, "..aku engga marah kok!" Bantah Ferro sambil melepas jubahnya, "Iiiiihh! nada suara mu itu loh! aku tahu kalau kamu marah!" Bantah Ran lagi, "Aku engga marah! aku cuma,,, kh!" Ferro menutup mulutnya, "Apaan?" "Aaah! sudahlah, nanti aku marah beneran loh?!" Kata Ferro sambil menatap Ran, dia menipitkan matanya, "I..iya deh!" kata Ran.


Bersambung~ ( capek banget -A-" )

0 komentar:

Posting Komentar